Ir. Tifatul Sembiring Berpantun Di Refleksi Akhir Tahun PKS


Siapa lagi kalau bukan Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II? Setelah dipersilakan naik ke atas panggung oleh Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Menkominfo Tifatul Sembiring mulai menyampaikan pemaparannya. Tampil mengenakan peci hitam di kepala, pertama kali ia menyayangkan sebagian pejabat dan politisi yang berbalas pernyataan dengan pilihan kata cenderung kasar.

"Padahal diksi-diksi dalam khazanah kebudayaan kita menyediakan pilihan berbahasa yang tetap santun," kata Tifatul.

Tifatul pun menghubungkannya dengan prinsip dakwah yang hendaknya dipegang oleh setiap muslim terutama para da'i, sembari mengutip salah satu bagian dari Gurindam 12 Raja Ali Haji.

Barangsiapa berkata kasar
Banyak orang menjadi gusar
Barangsiapa berkata lembut
Banyak orang jadi pengikut

Kemudian Tifatul menyentil soal kasus-kasus korupsi, pengunduran diri pejabat tinggi, aksi kekerasan, dan mafia hukum yang terjadi sepanjang tahun 2012. Ranking parpol korup yang menyebar di media massa juga tak luput dari keprihatinannya.

"Ini harus kita klarifikasi, siapa yang dimaksud ICW," ujar Tifatul terkait penyebutan jumlah 2 orang dari PKS yang terlibat korupsi.

Perkembangan masalah hukum yang masih bergelut dengan isu korupsi, dikemasnya dalam pantun berikut:

Penganan enak si getuk lindri
Getuk dibawa dari  Tanah Abang
Katakan tidak terhadap korupsi
Walaupun tidak dilihat orang


"Harapan orang terhadap PKS itu besar sekali, Salah satu indikasinya, sedikit saja soal PKS itu pasti diramaikan. Belum juga jadi tersangka, baru saja dituduh orang,  itu sudah ramai sekali," kata Tifatul sebelum menyampaikan pantun ketiga.

Pergi ke Tretes membawa rempah
Rempah diaduk di dalam kuali
Kalau PKS tak istiqomah
Harapan umat, siapa lagi

Begitu tiba giliran Dahlan Iskan menyampaikan sambutan, secara spontan Tifatul menyampaikan pantun penutup dari sesi penampilannya,

Pak Dahlan berbaju putih
Cukup sekian dan terima kasih


Kontan gemuruh tawa hadirin kembali terdengar untuk yang ke sekian kalinya.

Pantun terakhir disampaikan atas permintaan khusus Presiden PKS, untuk menutup sesi acara orasi para tokoh bangsa itu.

"Kalau Pak Dahlan dan Pak Jimly ini termasuk tokoh muda. Ini bukan menyindir," ujar Tifatul sebelum sejurus kemudian melontarkan pantun kelimanya dalam acara Refleksi Akhir Tahun PKS tersebut.

Alangkah lebat buah Pak Raden
Tapi sayang banyak ulatnya
Alangkah banyak calon presiden
Tapi sayang sudah tua-tua

Tak ayal, para hadirin termasuk tokoh-tokoh yang berada di panggung pun terlihat tersenyum dan ikut bertepuk tangan.

Sumber: http://www.pks-tegalkota.com/2012/12/ir-tifatul-sembiring-berpantun-di.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter


Previous Post Next Post