Setelah melalui Sidang Majelis Pemangku
Adat Budaya Natal yang terdiri dari lima suku di Natal, Pelaksana tugas
Gubernur Sumatera Utara (plt Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho ST diberi gelar Tuanku
Sintan Rajo Babandiang, Sabtu (9/2) di Rumah Adat Natal, Kabupaten Mandailing
Natal.
Sebelum ditabalkan oleh pemangku adat
yang diketuai oleh Kemal Syarif sebagai Sutan Pangeran, Plt. Gubsu dengan
mengenakan pakaian adat bersama Bupati Sergai Tengku Erry Nuradi diarak ratusan
warga serta penyambutan pertunjukan pencak silat.
Dengan senyum yang khas, Plt. Gubsu
melambaikan tangannya saat melewati barisan warga yang sengaja menunggu
arak-arakan. Tak henti-hentinya orang nomor satu di Pemprov Sumut ini tersenyum
dan menyapa para warga. Bahkan terdengar bisik-bisik dari warga yang mengatakan
bahwa Plt. GUbsu memang Ganteng.
"Itu ya orangnya, memang ganteng
kok," kata salah warga yang disambut senyum para warga yang lain.
Ketua pemangku adat Kemal
Syarif mengatakan, pemberian adat tertinggi tersebut diharapkan agar kitanya
dapat mengerti sedikit tentang adat istiadat di Natal.
"'Kami dari majelis 5 suku terdiri dari Datuk Putiah sebagai Kepala Adat Suku Barat, Datuk Sutan Pengulu sebagai Kepala Suku Rao, Datuk Sinaro Panjang sebagai Kepala Suku Minang Kabau, Datuk Mudo sebagai Kepala Suku Bandar X dan Datuk Ketek sebagai Kepala Suku Aceh telah sepakat dan menyetujui Gatot diberi gelar tersebut yang menggambarkan bahwa tuanku sebagai pemimpin seperti intan yang terpendam dan menjadi pembanding bagi warga," ujarnya.
"'Kami dari majelis 5 suku terdiri dari Datuk Putiah sebagai Kepala Adat Suku Barat, Datuk Sutan Pengulu sebagai Kepala Suku Rao, Datuk Sinaro Panjang sebagai Kepala Suku Minang Kabau, Datuk Mudo sebagai Kepala Suku Bandar X dan Datuk Ketek sebagai Kepala Suku Aceh telah sepakat dan menyetujui Gatot diberi gelar tersebut yang menggambarkan bahwa tuanku sebagai pemimpin seperti intan yang terpendam dan menjadi pembanding bagi warga," ujarnya.
Drs H Syafruddin Nataly. Selaku ketua
pelaksana pemberian gelar berharap agar semangat pertemuan ini. Bagi para warga
Natal serta perantau dan pemerintah tak berhenti hanya pada tataran
kenduri adat dan pulang basamo saja. Akan tetapi mari kita lanjutkan apa
yang kita lakukan pada hari ini dengan kerja kerja nyata yang lebih
memperhatikan kampung halaman.
"Selain itu juga melalui kegiatan
ini diharapkan akan terbangun suatu jaringan komunikasi yang baik antara
berbagai komponen yang ada di daerah Pantai Barat Mandailing serta yang tak
kalah pentingnya adalah kita berharap agar kegiatan ini akan menjadi mitra
dialog bagi Pemerintah Provinsi Sumut untuk mengembangkan dan optimalisasi
sumber daya yang dimiliki," ujarnya.
Acara pemberian gelar juga ditandai
dengan penyerahan sajamba ( nasi kunyit) oleh ketua pemangku adat pesisir Natal
oleh Kemal Syarif kepada Plt Gubsu sekaligus memperkenalkan para datuk
kepala suku nan lino sebagai pemangku adat adat suku suku pesisir Natal.
Pemberian gelar juga ditandai pemakaian
baju adat tertinggi. Gatot terlihat duduk sambil menyimak apa yang dikatakan
para pemangku adat. Satu persatu dari lima majelis pemangku adat memberikan
nasehat dan penjelasan tentang gelar yang diberikan.
(pkssumut.or.id)