Saya menerima pesan whatsapp dari tanah mihnah sebagai berikut:
Ibnul Qayyim berkata:
Kata al-huzn (sedih) dalam Al-Qur’an tidak muncul kecuali:
1. Dalam keadaan terlarang, sebagaimana dalam Q.S. Ali Imran: 139.
2. Dalam keadaan dinafikan, sebagaimana dalam Q.S. Al-Baqarah: 38.
Rahasianya adalah karena:
1. al-huzn (sedih) itu tidak ada kemaslahatannya bagi hati.
2. Al-huzn (sedih) itu sesuatu yang paling disukai oleh syetan.
Kata al-huzn (sedih) dalam Al-Qur’an tidak muncul kecuali:
1. Dalam keadaan terlarang, sebagaimana dalam Q.S. Ali Imran: 139.
2. Dalam keadaan dinafikan, sebagaimana dalam Q.S. Al-Baqarah: 38.
Rahasianya adalah karena:
1. al-huzn (sedih) itu tidak ada kemaslahatannya bagi hati.
2. Al-huzn (sedih) itu sesuatu yang paling disukai oleh syetan.
Syetan sangat senang kalau
seorang hamba beriman itu bersedih. Dengan demikian, syetan dapat merampok dan
mencegat jalan yang ditempuh seorang mukmin, lalu menghentikan perjalanannya. Karenanya,
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar setiap pagi dan sore kita meminta
perlindungan kepada Allah SWT dari al-hamm (galau) dan al-huzn.
Terus terang, seharusnya,
saya yang menghibur mereka yang berada fi ardhil mihnah (negeri ujian), namun,
rupanya, mereka yang menghibur saya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa
melimpahkan raya gembira, riang, optimis dan husnuzh-zhan billah kepada kita
semua, wabil khusus kepada yang mengirimnya kepada saya, amin.
(Ustadz Musyaffa Ahmad
Rahim)
Post a Comment