Semua
orang punya tetangga, semua kita adalah tetangga bagi orang lain. Semua orang
membutuhkan tetangga. Tetangga, bagi seorang mukmin, bisa menjadi jalan meraih
surga. Peluang ini sudah Allah tawarkan secara jelas, Allah tawarkan buat semua
mukmin. Tanpa kecuali, semua punya peluang yang sama, bisa meraih surga lewat
tetangga. Pertanyaannya adakah kita mau menerima tawaran menarik ini. Realitas
kehidupan masyarakat yang cenderung mengarah kepada kehidupan urban dan
metropolis, sendi-sendi sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bertetangga,
mulai mengalami pengikisan. Miris mendengarnya, ketika teman di Singapore
bercerita bahwa di apartemen di mana kebanyakan tempat di sana, sering
didapatkan tetangga yang sudah berusia lanjut, meninggal di kamarnya tanpa ada
satu pun tetangganya yang tahu, sampai akhirnya mencium bau busuk mayatnya.
Tentu sangat naif, apabila dalam kehidupan masyarakat muslim, sampai terjadi
yang seperti ini.
Sebenarnya
bukan hal yang sulit, mengambil peluang surga melalui tetangga. Hal-hal
berikut, adalah contoh –contoh upaya sederhana yang bisa kita lakukan, dan
insya Allah akan memberikan dampak yang sangat bagus, baik bagi kita sebagai
pribadi, ataupun bagi perkembangan dakwah secara umum.
1. Rutin
berinteraksi /bergaul
Sesibuk
apapun kita dalam berbagai tugas, baik tugas kerumahtanggaan, tugas dakwah,
tugas di kantor/tempat kerja, upayakan untuk mengalokasikan waktu tertentu
untuk bisa bertegur sapa, berkunjung, dan berakrab ria dengan tetangga.
Peluang-peluang pertemuan tidak resmi, misalnya saat belanja, saat mengantar
anak di sekolah/PAUD, saat menyapu halaman, jangan begitu saja dilewatkan tanpa
ada tegur sapa dan upaya mengetahui kondisi tetangga. Hal ini sangat penting,
untuk memastikan bahwa kita telah memenuhi hak-hak tetangga.
Jika
ternyata ada di antara tetangga yang hari itu sedang mengalami kesulitan atau
punya masalah sementara karena kurangnya perhatian, tetangga tidak bisa tidur
karena kelaparan, sementara kita bisa tidur nyenyak, maka kita tidak termasuk
golongan umat Rasul saw. Jadi, bersemangatlah untuk bisa menyapa, memberi
perhatian, dan menanyakan kabar tetangga, agar peluang kebaikan selalu bisa
dioptimalkan. Kita bisa membuat target, misalnya satu hari minimal kita bisa
menyapa dan tersenyum kepada 1 sampai 5 orang tetangga kita. Bayangkan betapa
banyak kebaikan yang Allah limpahkan pada kita dalam satu pekan, satu bulan,
satu tahun dst.
2.
Mencatat dan mengingat data –data penting tetangga kita.
Upaya
yang cukup bagus, apabila kita mempunyai dan mencatat data-data penting seputar
tetangga-tetangga kita, misalnya makanan kesukaan tetangga, nama lengkap
tetangga, tanggal lahir, tanggal pernikahan, tanggal lahir anak-anak, asal
daerah, hobbi, potensi, warna kesukaan dan sebagainya. Tentu yang tidak kalah
penting adalah data tentang nomor telepon tetangga. Data-data merupakan asset
penting, yang akan sangat bermanfaat untuk kita memuliakan tetangga. Ketika
moment tertentu, misalnya hari kelahiran tetangga, kita bisa mengirimkan
tausiah khusus untuk mengoptimalkan waktu/umur, sekaligus mengirim makanan
kesukaan atau barang tertentu dengan warna kesukaan tetangga. Ketika kita punya
informasi penting, misalnya informasi tentang beasiswa bagi anak sekolah, kita
bisa membaginya kepada tetangga, tentu mereka akan senang hati menerimanya,
apalagi jika momentumnya pas. Info lowongan pekerjaan dan sebagainya, ketika
kita tahu data tetangga, akan bisa di share sesuai keperluan. Nah, untuk
mengakses data-data tersebut, kita bisa meminjamnya kepada ketua RT setempat,
di samping tentu ada data yang tidak bisa kita dapatkan, kecuali jika
berinteraksi langsung dengan tetangga, misalnya tentang makanan dan warna
kesukaan.
3.
Berkunjung ke rumah tetangga
Niatkan silaturahim,
agar fadhilah silaturahim yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kita dapatkan.
Fadhilah tersebut yaitu dipanjangkan umur, dimurahkan rezeki dan diampuni
dosa-dosanya. Berkunjung ke rumah tetangga, tidak harus formal, tapi bisa kita
lakukan misalnya sambil meminjamkan buku bacaan/majalah atau apa saja yang
kira-kira akan bermanfaat untuk tetangga. Dalam kunjungan tersebut kita harus
memperhatikan waktu yang pas untuk berkunjung, jangan sampai karena tidak tepat
waktunya, justru malah kontra produktif. Kita bisa juga membuat target, tidak
perlu muluk-muluk, yang penting bisa kita realisasikan, misalnya dalam satu
pekan ada waktu 1-2 jam yang kita prioritaskan untuk berkunjung kepada
tetangga, atau kita mengundang tetangga untuk datang ke rumah kita. Yang sering
menjadi kendala adalah, jika tetangga kita juga orang yang super sibuk, dan di
hari libur sering digunakan untuk piknik ke luar. Di sini dibutuhkan kecerdikan
kita untuk bisa tetap bertemu tetangga, misalnya dengan mengajaknya
bersama-sama datang ke tempat wisata atau belanja bersama, datang ke
pengajian/arisan bersama.
4.
Bincang –bincang ‘bersih’ dengan tetangga,
Yang
banyak terjadi di masyarakat, bincang-bincang sesama tetangga di sore hari,
terutama kaum ibu, sering diwarnai dengan gossip yang tidak bermanfaat. Di sini
dibutuhkan kreativitas kita untuk merubah bincang bergosip menjadi bincang yang
bersih. Bersih dari segala macam gosip/ghibah. Kiat yang bisa kita lakukan
misalnya dengan membawa “majalah yang mendidik”, sebagai fokus perbincangan.
Kita ambil tema tertentu, yang kira-kira menarik. Perbincangan akan lari kepada
gossip, biasanya akan terjadi manakala tidak ada teman tertentu yang menjadi
fokus pembicaraan. Insya Allah, jika kerumunan tetangga kita lemparkan tema
secara khusus, peluang gossip akan bisa kita hilangkan, minimal bisa kita
kurangi secara perlahan. Tema bersih misalnya, bisa kita luaskan dengan
kebersihan hati, di samping kebersihan fisik. Perbincangan tentang bersih
dengan tetangga bisa sangat bermanfaat, apalagi diikuti dengan aksi nyata
berbagi kiat kebersihan.
5.
Mengirimkan makanan atau hadiah kepada tetangga.
Keterampilan
memasak menjadi terasa sangat penting, ketika membahas aksi yang satu ini.
Berbagai kreasi masakan bisa kita olah, yang bisa menjadi bahan antaran untuk
tetangga. Tapi, jangan sedih, ketika Anda bukan termasuk pada golongan yang
pandai memasak. Berbagai jenis makanan/masakan/kue yang menarik sudah banyak
tersedia di pasaran, yang dapat kita pesan atau beli, untuk berbagi dengan
tetangga. Satu hal yang harus kita ingat, apapun yang kita berikan kepada
tetangga, sepanjang kita memberinya dengan tulus dan dengan dasar cinta, pasti
akan diterima dengan senang hati oleh tetangga. Apa yang berawal dari hati,
akan sampai ke hati. Berbahagialah, manakala kita bisa berbaik-baik dengan
tetangga. Berbahagialah manakala kita mempunyai tetangga-tetangga yang baik.
Ayo muliakan tetangga kita. Betapa rasul saw mengabarkan pada kita ada seorang
wanita yang rajin dengan ibadah ritualnya, tetapi dia termasuk penghuni neraka,
karena dia suka menyakiti tetangganya. Semoga Allah menjauhkan kita dari hal
yang demikian.