Ayyuhal ikhwah.…
Apa yang kalian rasakan
hari-hari belakangan ini? Pada diri kalian dan juga dakwah yang kalian bangun?
Jangan katakan ini hal biasa, sebab dakwah adalah pekerjaan luar biasa, dan
para du’at juga merupakan golongan manusia luar biasa, maka guncangannya pun
juga bukan hal yang biasa-biasa saja! Untuk apa? Surga! Karena surga itu mahal
dan sangat indah! Maka, medan yang mesti kalian tempuh, halang rintang yang
menghadang, serta musuh yang mesti kalian kalahkan, juga bukan yang biasa-biasa
saja; mereka begitu banyak, ganas, buas, kuat, dan tidak pernah lelah. Namun,
setelah itu justru pertolongan Allah Jalla wa ‘Ala begitu dekat. Semua tipu
daya mereka dan kekuatannya bukanlah apa-apa bagi Allah yang Maha Gagah dan
Maha Perkasa (Qawwiyun ‘Aziz).
Sungguh, kalian bukan
orang pertama yang merasakannya … maka tersenyumlah dan berbahagialah, sebab
kumpulan orang-orang mulia dan besar telah menanti kalian untuk bersatu dalam
barisan mereka. Bukankah ini sebuah kemuliaan bagi kalian?
Perhatikanlah ketika
Rabb kalian telah menceritakan ………
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ
تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ
قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ
الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ
اللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana
halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya
pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat. (Al-Baqarah: 214)
Ayyulah ikhwah….!
Sungguh hari yang
dijanjikan-Nya telah datang …, hari di mana kalian sendiri dan sedikit manusia
yang mau mengerti kalian dan menjadi pembela kalian. Sungguh Islam yang kalian
bawa membuat kalian menjadi ghurabaa (orang asing, yang tersisihkan) , bahkan
di hadapan umat sendiri. Di segala arah dan penjuru, berbagai entitas dan
kekuatan tengah menghadang laju, dan melumpuhkan gerak kalian. Segenap bentuk
fitnah, dusta, kebencian, dendam, dan amarah bersekutu menjadi satu, dengan
tujuan yang sama; lenyapnya kalian.
Namun percayalah, kalian
tidak akan lenyap dengan izin Allah, justru peristiwa itu menambah iman dan
ketundukan kalian kepada Allah Jalla wa ‘Ala.
Bacalah firman-Nya ini:
وَلَمَّا رَأَى
الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ
وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
Dan tatkala orang-orang
mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah
yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. dan benarlah Allah dan
Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman
dan ketundukan. (Al-Ahzab: 22)
Ayyulah ikhwah…
Inilah zaman itu ..,
inilah masanya … zaman dan masa di mana yang dusta dipercaya, yang benar
didustakan, pengkhianat diberi amanah, dan yang amanah malah dikhianati.
Dari Abu Hurairah
Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda:
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ
سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ
وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا
الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي
أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Akan datang kepada
manusia tahun-tahun penuh kedustaan, saat itu pendusta dipercaya, sedangkan
orang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang amanah
justru dikhianati, dan saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya:
“Apakah Ruwaibidhah itu?” Beliau bersabda: “Seorang laki-laki yang bodoh namun
dia membicarakan urusan orang banyak.” (HR. Ibnu Majah
No. 4036, Ahmad No. 7912, Al-Bazzar No. 2740 , Ath-Thabarani dalam Musnad
Asy-Syamiyyin No. 47, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak ‘Alash Shahihain No. 8439,
dengan lafaz: “Ar Rajulut Taafih yatakallamu fi Amril ‘aammah – Seorang
laki-laki bodoh yang membicarakan urusan orang banyak.” Imam Al-Hakim
mengatakan: “Isnadnya shahih tapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.”
Imam Adz-Dzahabi juga menshahihkan dalam At-Talkhis-nya)
Inilah zaman itu … zaman
di mana manusia selalu membicarakan dan menyampaikan apa yang didengarnya, tak
peduli benar atau salah, fakta atau dusta, … dan perilaku itu cukuplah disebut
sebagai pendusta. Dengarkanlah nasihat dari lisan yang paling mulia …
كفى بالمرء كذبا أن يحدث
بكل ما سمع
Cukuplah seseorang
disebut berdusta jika selalu menceritakan apa-apa yang didengarkannya. (HR. Muslim No. 5)
Duh .. media dan
wartawan, pernahkah engkau membaca hadits ini?
Wahai ikhwah…
Apa yang kalian
sedihkan? Apa yang kalian keluhkan terhadap mereka? Jika kalian tidak memiliki
media, TV, koran, majalah, dan berita online, untuk melawan gelombang kekejian
ahlul fitnah, maka kalian masih memiliki iman untuk bisa membedakan mana
kebohongan dan mana kejujuran, mana kebenaran dan mana kebatilan. Kalian masih
memiliki ukhuwah yang menjadi benteng kokoh untuk menghadang mereka. Kalian
masih memiliki banyak ladang amal shalih untuk menggapai khairun naas anfa’hum
lin naas….
Katakan kepada mereka,
“Turunkan semua media yang kalian punya, panggilah investor-investor kalian,
dan gelontorkan semua dana yang kalian miliki untuk tujuan kalian itu ………..,
tetapi itu semua kecil dan bukan apa-apa bagi kami -Insya Allah, sebab kami
terbiasa berjuang dalam keadaan susah dan kekurangan, walaupun untuk menghadapi lawan dan pendengki yang lebih
besar dari kalian …, sebab kami selalu bersandar kepada Allah Yang Maha Besar!”
Ikhwah … hari ini,
kalian begitu berharga ….
Di saat kalian tidur,
makan, shalat, tilawah, menghadiri halaqah-halaqah tarbawiyah dan ta’limiyah
dan sebagainya … justru mereka sibuk mencari-cari kesalahan kalian, mereka
lelah, sakit, takut, dan sempit dada, karena menghabiskan waktu dengan tujuan
menjatuhkan kalian … perhatian mereka yang begitu besar untuk melukai kalian
adalah bukti betapa besar perhatian mereka terhadap kalian. Bukankah ini juga
sebuah kemuliaan? Kalian begitu berharga bagi mereka sehingga mereka tidak mau
kehilangan momen untuk menjatuhkan kalian, dari dekat atau jauh. Kalian sakit
dan lelah? Mereka juga merasakannya! Maka, jangan lemah ketika menghadapi
mereka, karena kalian masih mending sebab masih ada Allah Taala menjadi tumpuan
harapan ….
Allah Taala menasihati
kita semua …
وَلَا تَهِنُوا فِي
ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا
تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا
حَكِيمًا
Janganlah kamu berhati
lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu menderita kesakitan, Maka
Sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu
menderitanya, sedang kamu mengharap kepada Allah apa yang tidak mereka
harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(An-Nisa: 104).
Maka, tetaplah beriman
bukan bermain … teruslah belajar bukan menghajar …. teruslah bekerja untuk
manusia walau dikerjain orang lain … jadilah seperti pohon, walau manusia
menimpukinya dengan batu tapi pohon tersebut membalas mereka dengan buah-buahan
segar .. Jadikanlah Allah Ta’ala sebagai tempat berbagi kalian, sebelum
selain-Nya …
Wallahu A’lam wa
Lillahil ‘Izzah wa lirasulihi wal mu’minin
(Farid Nu'man Hasan - dakwatuna.com)
Post a Comment