Sepanjang
sejarah umat manusia, selalu ada masanya saat Allah Ta’ala memberikan ujian
kepada kaum mukmin. Terkadang ujian itu berupa apa yang terasa nikmat dan
menyenangkan sebagaimana dialami Nabi Sulaiman dan Dzulqarnain, namun
kebanyakan berupa kesusahan sebagaimana dialami oleh kebanyakan Nabi dan para
pengikutnya. Junjungan kita, Rasulullah Muhammad beserta sahabatnya pun
mengalami banyak kesusahan, diantaranya berupa cemoohan, fitnah, boikot
sosial-ekonomi, maupun perihnya peperangan. Rasulullah sendiripun mengalami
bagaimana seruan beliau diacuhkan atau bagaimana beliau terluka dalam perang
Uhud.
Semoga Allah Ta’ala
mengampuni mereka yang terzhalimi di Mesir dan negeri-negeri lainnya,
mencurahkan rahmat-Nya kepada mereka dan menerima amal kebaikan mereka. Semoga
Allah menolong orang-orang yang benar di Mesir dan negeri-negeri lainnya
sebagaimana Ia telah menolong para pendahulu kita yang menolong agama-Nya.
Kini
sejarah itu masih berulang di berbagai wilayah dengan menyertakan kaum mukmin.
Bumi Syam yang diwakili Palestina dan Syria, juga bumi Mesir sedang mengalami
makar yang ditimpakan oleh tangan-tangan jahat. Apa yang terjadi sekarang
terlihat makin transparan, terkait dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk
memadamkan Arab Spring. Banyak informasi
menyebutkan tangan-tangan kaum zionis, liberal, dan negara-negara tetangga yang
berada di belakangnya. Mereka sedang bekerja
keras dan menggerakkan seluruh sumberdaya yang ada berupa manusia, maupun
kantong yang tebal untuk menindas rakyat yang ingin memerdekakan diri dan
negerinya. Semoga Allah Ta’ala merahmati
Recep Tayyip Erdogan yang mengatakan "Anda
tidak perlu untuk menjadi rakyat Mesir untuk bersimpati, anda hanya perlu
menjadi manusia.”
Sungguh,
apa yang terjadi di mesir telah jauh di luar batas nilai-nilai kemanusiaan.
Demonstrasi damai di sana telah difitnah seolah para demonstran adalah kumpulan
teroris, mereka difitnah seolah bertanggung jawab atas penyerangan gereja.
Padahal aktivis partai pro pemerintah yang sah (Muhammad Mursi) telah berusaha
menjaga gereja agar tidak menjadi alat fitnah. Sebagian pendeta dan masyarakat
kristen pun telah mencurigai bahwa pelaku sebenarnya bukanlah demonstran
pro-Mursi. Bahkan mereka dibunuh ketika sedang shalat dan ada pula yang dibunuh
ketika masjid-masjid diserang. Segala puji bagi Allah
sehingga dengan kemajuan teknologi saat ini orang-orang yang ingin mendapatkan
informasi alternatif dapat mengakses perkembangan yang terjadi tanpa bergantung
pada media-media utama yang menguasai televisi dan koran, ketika obyektivitas
dan akurasi berita mereka makin dipertanyakan.
Akhir
dari episode pedih ini mungkin masih jauh. Namun sejatinya, tetap ada hikmah
darinya saat Allah memilah dan menunjukkan berbagai hakikat yang selama ini
masih samar. Siapa yang berjuang untuk apa dan siapa yang berpihak pada siapa. Solusinya, tiap muslim harus selalu menjaga keikhlasan
dlm melakukan apapun termasuk berfikir dan mengeluarkan pendapat. Seorang yg
tidak ikhlas akan cenderung menghindari informasi yg benar jika bertentangan
dengan kepentingannya. Tiap muslim juga harus senantiasa memiliki empati pada
saudaranya yang tertimpa musibah dan berkata yang baik mengenai mereka,
terlebih kepada siapa yang mendukung para pejuang di bumi Syam (Palestina dan
Syria). Tiap muslim juga mesti bersabar mengikuti tuntunan-Nya, tawakal
kepada-Nya, muhasabah atau evaluasi diri dan meningkatkan kualitas diri dalam
menjalani amanahnya di dunia ini, termasuk juga berusaha terus menunaikan amanah
penting dalam mendakwahkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, menegakkan keadilan
dan mengayomi semua makhluk.
"Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah dan tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146)
Post a Comment