“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.” Q.S. Al Isra: 7.
Netra saya terhenti
membaca arti ayat ini. Tetiba ia mengembun merasakan betapa dengan ayat ini
Allah memberikan pengingatan kepada manusia dengan begitu lugas. Saya seorang
fakir ilmu seketika terbetik, “Kebaikan akan dibalas kebaikan pula,” ungkapan
yang sering kali saya dengarkan dari lisan para tetua.
Dan benarlah, embun yang
menggantung akhirnya meneteskan rinai. Tergugu saya mengingat betapa
orang-orang baik di sekeliling saya hari
ini merelakan seluruh waktu, tenaga, bahkan mengeluarkan biaya yang tak sedikit
untuk memberikan kebaikan kepada saudaranya. Kebaikan yang apabila dinalar akan
menjadi satu hal yang mustahil diaminkan logika.
Apa pasal? Dalam waktu
beruntun saya mendapat kabar duka. Dua orang tua sahabat saya yang dirujuk
berobat di Jakarta dan Manado, Allah panggil menghadapNya. Seketika saya
terpukul. Selain karena kabar duka tersebut, saya teringat kondisi dua teman
saya yang tidak memiliki sanak saudara di tempat rujukan sementara.
Panik? Pasti! Saya hanya
berpikir bagaimana mereka mengurus jenazah untuk dibawa kembali ke Sorong.
Bagaimana penyelesaian persyaratan administrasi yang pasti akan memakan banyak
waktu dan tenaga sedang mereka sendiri.
Dalam kepanikan tersebut
saya hanya ingat teman-teman Humas PKS di masing-masing wilayah. Meskipun
sebelumnya sudah berkoordinasi pada saat pemberangkatan pasien ke rumah sakit
rujukan.
Saya coba kontak Bang
Zack, mengabarkan bahwa ayah teman yang beliau jemput di Bandara Soekarno Hatta
saat kedatangan telah meninggal. Qodarullah, Bang Zack di luar Kota sehingga
belum dapat membersamai proses pemulasaraan jenazah.
Sedangkan teman yang membawa
berobat sang ibu di Manado membuat focus saya terbagi. Selain karena memang
kami tidak tahu menahu soal pengurusan jenazah yang akan diterbangkan, terbatas
pula akses beliau dalam keadaan hati tengah berduka. Pukul 05.00 WITA, saya
segera menghubungi Mbak Amalia sahabat saya ex Humas DPW yang saat ini menjadi
aleg di Manado.
Di pagi buta, Mbak Amal
menghubungi beberapa teman kepanduan, rekan medis, bahkan rekan beliau di
instansi terkait untuk membantu proses pengurusan jenazah. Saya tidak pernah
mengira bahwa beliau akan turun sendiri menguruskan jenazah mbah ibu.
Sektar pukul 10.00 WITA beliau dengan beberapa ustadzah sampai di RS dan
langsung memastikan pengurusan surat menyurat diselesaikan.
Bahkan beliau meminta
izin kepada keluarga untuk memandikan jenzah mbah ibu dan memastikan jenazah
mendapat pengurusan yang baik. Saya yang hanya dapat memonitor dari percakapan
via WA tak henti meneteskan air mata. Allah pertemukan teman saya dengan Mbak
Amalia. Allah mudahkan semua pengurusannya hingga pukul 19.34 WITA beliau mengabarkan
bahwa proses sudah selesai. Hati saya membadai, semakin deras rinai di mata
saya.
Di sinilah betapa Allah
menghadirkan orang-orang baik di sekeliling kita meski tak pernah mengenal
sebelumnya, tak pernah bersua. Allah mengikat hati manusia dengan ukhuwah
islamNya. Tak akan mungkin Bang Zack berkenan mencarikan informasi yang
memudahkan ayah teman saya untuk tinggal sementara di Jakarta, menjemput di
Bandara Soeta di tengah malam hanya dengan berbekal, “Ini keluarga saudara saya
di Timur Indonesia!”.
Tidak akan mungkin
seorang emak dengan amanah kedewanan serta amanah kemanusiaan lain yang begitu
menumpuk berkenan hadir, menguruskan bahkan memandikan jenazah dengan tangannya
sendiri. Melakukan lobiying, dan memastikan ibu saudara saya bisa Kembali
dibawa ke Sorong esok hari.
Tidak akan mereka
melakukan itu semua ketika berorientasi “berapa besar yang akan didapatkan”.
Karena faktanya, mereka tidak mendapatkan kenikmatan duniawi apapun. Allah sang
penggenggam jiwa yang menuntun hati-hati orang baik untuk terus berbuat baik.
Allah sang pemilik hati yang selalu meluruskan qolbu para pejuang ini.
Mereka yang memilih jalan sunyi untuk senantiasa berbagi.
Saya yakin, masih banyak
orang baik yang mendedikasikan diri di jalan terjal beronak duri. Orang-orang
baik yang meyakini, “ Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat
baik bagi diri kalian sendiri.”
Di tengah tetesan yang
semakin menganak sungai, sebuah pesan WA masuk mengabarkan proses pengurusan
jenazah dari Manado sudah selesai, menunggu keberangkatan esok pagi. Perasaan
saya seketika bias. Syukur semua telah selesai dan sesag begitu kecilnya diri
melihat orang-orang baik yang mendampingi sahabat-sahabat saya di pulau
seberang. Alhamdulillah, Allah Swt permudahkan semuanya.
Tulisan ini saya
dedikasikan kepada orang-orang yang dengan kebaikan hatinya berkenan
mengulurkan tangan kepada sesama. Memberikan senyum sebagai pengharapan kepada
saudara. Menyalurkan semangat dalam peluk erat keluarga.
Terima kasih teman-teman
Humas PKS yang selalu sigap menjadi ujung tombak semua informasi bahkan
eksekusi. Terima kasih Mbak Amal, bang Zack semoga kebaikan yang kalian semua
berikan Allah Swt memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda.
_dalam_sesenggukan_
Ngesti Wihayuningtyas
Post a Comment