Apapun yang terjadi dalam perjuangan hidupmu jangan pernah menyerah, hadapi tantangan yang menghadang dan berikan hasil yang terbaik kepada semua orang yang mendukungmu, mencintaimu dan menanti karyamu dengan segala daya upaya hingga di ujung batas kemampuan yang engkau miliki.
Sebuah pelajaran berharga tersisip pada materi di hari yang
cukup Panjang ini. Penjelasan seluruh pemateri dari pagi hingga akhir cukup menghabiskan
energi. Namun sebuah pesan begitu dalam, saya dapatkan saat menyimak kisah
perjuangan seorang manusia yang disampaikan oleh Bapak Sigit Sosiantomo. Hari
ini Sang Guru (demikian saya memberikan sebutan kehormatan kepada beliau) mengajak
muridnya untuk belajar dari kisah seorang komponis dari Negeri pizza Italia.
Komponis ini lahir di Genoa, 27 Oktober 1782 dan wafat di
Nice, 27 Mei 1840. Dialah NICCOLÃ’ PAGANINI seorang pengarang musik serta pemain
biola, viola dan gitar.
Ia adalah seorang virtuoso
biola paling terkenal dan disebut-sebut sebagai salah satu pemain biola
terhebat yang pernah hidup dengan intonasi musik yang sempurna dan teknik yang
tiada duanya.
Tentunya sang guru tak mengajarkan dan mengajak kami
muridnya untuk beramai-ramai belajar biola karena itu soal passion dan hobi. Namun,
Sang guru menceritakan salah satu kisah
penuh hikmah dan inspirasi dari seorang Niccolò Paganini kepada kami.
Dalam suatu event dengan stage yang besar dan
dihadiri oleh banyak penggemar fanatik penikmat musik biola sang komposer
tentunya, Nicolo Paganini membius
seluruh isi gedung. Ditengah petikan biola tiba-tiba salah satu senar biola
sang komposer terputus dan bayangkan apa yang tejadi? Sedangkan kita semua tahu
bahwa alunan merdu biola salah satu instrumen utamanya adalah senar.
Apa yang terjadi bila salah satu senar biola putus? Pasti akan mempengaruhi kualitas performa. Ternyata hal
ini membuat Niccolo cemas ditengah permainannya. Namun Nicolo memutuskan untuk
tetap memainkan biolanya. Ia menggesek dawai biola tersebut dengan begitu
tenang dan merdu alunan suara yang dihasilkan, meskipun hanya dengan 3 senar
tersisa.
Diluar dugaan 2 senar lainnya pun putus hingga tersisa 1
senar. Di tengah ujian itu Niccolò Paganini menunjukkan eksistensi dan kelasnya
sebagai seorang komposer ternama dan sejati. Hanya mengandalkan kekuatan 1
senar, Niccolò menuntaskan penampilannya dengan memberikan musik terbaik hingga
mendapatkan standing applause dan lemparan bunga diatas stage
dari seluruh penggemar yang hadir ( kebiasaan orang Italia menghadiri suatu
perhelatan musik membawa setangkai bunga, yang mana bila performa yang
ditampilkan memukau maka penggemar akan memberi dan melemparkan bunga ke atas
panggung sebagai penghargaan kepada sang seniman).
Sang Guru bertanya apa pelajaran berharga yang bisa kita
ambil dari kisah seorang Niccolò Paganini ini ?
Niccolò Paganini mengajarkan kepada kita bahwa apapun yang
terjadi dalam perjuangan hidupmu jangan pernah menyerah, hadapi tantangan yang
menghadang dan berikan hasil yang terbaik kepada semua orang yang mendukungmu,
mencintaimu dan menanti karyamu dengan segala daya upaya hingga di ujung batas
kemampuan yang engkau miliki. Jangan biarkan ujian dan rintangan menghalangi
perjalananmu. Tetap fokus dengan tujuanmu. Tetap optimis dan yakinkan dirimu
bahwa ENGKAU PASTI BISA dan buktikan kepada setiap mata bahwa ENGKAU SANG
JUARA.
Terimakasih Gurunda untuk pelajaran di hari ini. Semoga
Gurunda senantiasa sehat selalu, dilindungi Allah SWT dalam menjalankan tugas
di senayan dan selalu amanah. Doa dan cinta kami murid-muridmu.
Ditulis Oleh: Srikandi Kota Sorong _ Khandi Tilwidani
Reenleuw (Ketua BK DPD PKS Kota Sorong)
Post a Comment