Sekarang kita coba
dalami makna laa
ilaaha illallaah…
1. Kalimat ini terdiri dari dua bagian; Pertama, Laa ilaaha.. yg disebut dg istilah nafy(peniadaan), kedua
adalah Illallah, yg disebut itsbaat (penetapan).
2. Kalimat ini diawali kata 'Laa' artinya tidak.Unik, karena jarang2 sebuah
pernyataan diawali oleh kalimat tidak. Biasanya sebuah pernyataan lebih
mengedepankan penetapan, persetujuan, pengakuan, dan semacamnya.. kalaupun ada
peniadaan, itu diletakkan belakangan, sebagai pengecualian.
3. Tapi ini tidak, sejak awal sudah dinyatakan peniadaan. Sebuah ungkapan yang
mengandung ketegasan, kelugasan dan kemurnian sekaligus keberanian menyatakan
sikap.
4. Kata orang, mengucapkan kata 'tidak' lebih berat daripada kata 'ya'. Karena
kata 'tidak' yang berarti penolakan lebih mengundang konsekwensi ketimbang kata
'ya' yang berarti persetujuan.
5. Lalu apa yang ingin ditiadakan? Yg ditiadakan adalah Ilah …! Apa arti ilah? Mengartikan ilah dengar arti 'tuhan' begitu saja, kurang menukik dan tajam. Terlalu umum,
dan berakibat pada pemaknaan yg kurang sesuai dg tujuan yg dimaksud.
6. Ilah adalah sesuatu yang
disembah. Sesuatu dikatakan disembah jika dia mutlak dituruti dan dicintai. Dia
dijadikan no. satu dalam hal ketaatan dan kecintaan. Yg lain mengikutinya.
7. Dalam Al-Quran, Allah menyebutkan orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai ilah. Lihat surat Al-Furqan:
43. Bagaimana hawa nafsu disembah? apabila hawa nafsu yang paling dia cintai
dan taati dalam kehidupannya. Ibadah bukan cuma sebatas sujud dan rukuk di
hadapnnya.
8. Maka, Laa ilaaha… artinya adalah
pernyataan meniadakan keyakinan adanya segala bentuk Tuhan yang disembah selain
Allah… apapun dan siapapun.
9. Dengan demikian, sejak awal pernyataan tauhid kita, sudah menolak segala
keyakinan dan penghambaan kepada selain Allah Ta'ala. Ini dapat dikatakan
sebagai prasyarat mutlak untuk menyatakan keimanan kepada Allah Ta'ala.
10. Tidak akan pernah ada gunanya pengakuan keimanan, selagi masih ada
pembenaran terhadap keyakinan kepada selain Allah.
11. Setelah kalimat Laa ilaaha yang dikenal dengan istilah an-nafyu yang berarti peniadaan, berikutnya
baru dinyatakan itsbat.. yg berarti penetapan,
yaitu ungkapanillallah… kecuali Allah.
12. Pengecualian yang terdapat setelah peniadaan, dlm bhs Arab dikenal salah
satu bentukhashr… artinya pembatasan yg tidak memberi ruang bagi yang
lain.
13. Jika dikatakan 'Muhammad masuk ke kelas', berbeda dengan ungkapan 'tidak
ada yang masuk kelas kecuali Muhamad'. Yang pertama masih membuka peluang yang
lain utk masuk. Sedangkan kalimat kedua, tidak membuka peluang sama sekali ada
yg masuk selain Muhammd.
14. Maka, ungkapan 'Tuhan yang kami sembah adalah Allah…' berbeda dengan
ungkapan 'Tidak ada tuhan yang disembah selain Allah." Yg pertama masih
memberi peluang adanya keyakinan kpd selain Allah… sedangkan yang kedua tdk
memberi peluang sama sekali adanya keyakinan pd selain Allah.
15. Kesimpulan dari pembahasan di atas, makna Laa ilaaha illallah yg singkat namun utuh adalah Laa ma'buuda bihaqqin
illallah… Tidak ada yang disembah dengan hak, selain Allah…. atau dpt kita pahami
dg makna… hanya Allah yang harus disembah, tidak boleh ada yang lain.
16. Ada dua kata kunci dalam kalimat ini; Pertama adalah ikhlas. Tahukah anda
makna ikhlas? Ikhlas berasal dari kata khalasha; Murni. Dalam bhs Arab
dikatakan 'asal khaalish' artinya madu murni.
17. Maka ikhlas adalah keyakinan yang murni hanya kepada Allah dalm bentuk
penuhanan dan penghambaan. Tidak sedikitpun bercampur kepada keyakinan terhadap
selain-Nya.
18. Saya belum melihat adanya aqidah ketuhanan yg menuntut tingkat keikhlasan
seperti aqidah Islam.
19. Kedua adalah Ibadah. Karena tuntunan
utama dari kalimat adalah adanya ibadah atau penghambaan. Bukan sekedar
pengakuan.
20. Inilah bedanya jika Laa ilaaha illallah hanya diartikan sebatas ungkapan 'Tiada tuhan elain Allah'.
21. Tanpa memaknainya dengan benar, bisa jadi kalimat ini hanya dipahami
sebagai tuntutan untuk sekedar percaya adanya Allah.
22. Padahal sekali lagi, yg dituntut dari kalimat
ini bukan sekedar mempercayai adanya Allah, tapi lebih dari itu, adalah
terwujudnya 'ibadah dan penghambaan' kepada Allah semata, tentu saja setelah
meyakini keberadaanNya.
(Abdullah Haidir, Lc)