Jujur dalam berbisnis


Kalau kita memulai pembicaraan tentang jujur dalam berbisnis, maka kita mulai dengan mendefinisikan apa itu sesungguhnya jujur. Kalau kita lihat arti kata jujur dalam bahasa Arab, ash-shidqu berarti al-ikhbaru, memberikan informasi, menyampaikan tentang sesuatu dimana apa yang disampaikan itu sesuai dengan kenyataan.
Dalam dunia bisnis juga seperti itu, kita harus berbuat jujur, misalnya dalam menjual produk makanan atau minuman. Kemasan yang dijual harus sama dengan isinya, sesuai hasil laboratorium hasilnya baik maka dicantumkan baik berarti dia jujur. Sementara itu jika berbeda maka itu maka penjual itu sedang berbohong. Di dunia marketing kalau dia mengatakan sesuatu untuk mempromosikan produk nyata maka sesungguhnya dia lakukan haruslah sesuai. Jika berbeda saat itu maka dia berbohong.
Ada satu hal yang harus kita fahami bahwa sebagai seorang muslim itu ada proses dan tujuan.
Bisnis adalah bagian dari ibadah yaitu untuk mencari nafkah menghidupi dirinya, keluarga , anak anaknya dan orang orang yang ditanggungnya sehingga terhindar dari meminta minta, dan menggantungkan orang lain. Dilihat dari tujuan baik, maka prosesnya harus juga baik. Kalau yang kita lakukan berbohong bisa jadi akan menghasilkan yang haram atau bisa jadi tidak berkah.
“Berbisnis dengan bohong saja rugi bagaimana dengan jujur?” itu adalah mitos yang harus kita buang jauh jauh dari dalam pikiran kita. Dengan berbohong maka dunia akhirat kita sudah rugi. Seperti dalam ayat pertama dari surat Al Mutaffifin: “Celakalah bagi orang orang yang curang dalam menakar dan menimbang”. Sementara dalam hadits-hadits Rasulullah disebutkan betapa mulianya pedagang yang jujur. “Pedagang yang jujur lagi terpercaya, akan dibangkitkan pada hari kiamat bersama para nabi, shiddiqiin dan syuhada.” (HR. At-Tirmidzi)
(dari ceramah Ust. Farid Dhofir, Lc, Msi)

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post