Dakwah Harus Berlanjut Meski Ditinggal

Oleh:  Febriansyah Soebagio

Beberapa hari lalu saya terhenyak mendapatkan kabar bahwa dua orang kader akan meninggalkan Manokwari karena dimutasi oleh instansinya. Salah satu dari kader itu adalah sosok yang sudah sangat lama malang melintang di dunia dakwah selama kurang lebih lima belas tahun. Sontak tanggapan beragam muncul melalui grup sosial media. Ada kesedihan, kenangan tak berujung, kekhawatiran, kebimbangan  dan suasana hati lain yang tak tergambarkan. Pada intinya seluruh kader  merasakan tantangan yang kian berat untuk mengokohkan dakwah.


Padahal tahun lalu kami baru saja ditinggal dua kader pasangan suami istri yang cukup lama berkiprah di Manokwari. Tidak hanya kami yang sesama kader yang sedih, para masyarakat muslim di Manokwari saja seakan tidak rela ditinggal oleh mereka. Kabar kepergian kader seakan menjadi momok di benak kami betapa keluarga besar dakwah ini harus rela ditinggal oleh anggota keluarganya satu per satu. Sementara mencari anggota keluarga pengganti membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Perkembangan dakwah di Manokwari memang tidak lepas dari dinamisnya kader yang datang dan pergi di tanah Papua ini. Sebagai salah seorang kader "pendatang" yang baru menetap empat tahun, saya perhatikan bahwa kehadiran kader dari luar Papua sangat signifikan dalam mengembangkan dakwah. Bukan karena tidak dapat mengandalkan kader "lokal" yang ada, tapi kehadiran orang luar dapat memberikan motivasi dan semangat berbeda
Kader-kader dari luar ini umumnya adalah  para mahasiswa yang melanjutkan kuliah, karyawan yang dimutasi oleh instansinya dan ikhwan/akhwat yang mengikuti keluarganya merantau. 

Ucapan selamat tinggal telah diucapkan. Rasa sayang kami yang teramat dalam seakan  berat melepas kepergian. Kenangan indah bersama terbersit di ingatan dan tidak ingin hilang. Beberapa dari kami menitikkan air mata. Sedih karena ditinggalkan. Tapi apalah daya, dakwah ini harus berlanjut meski harus ditinggal oleh orang yang kita sayang.

Dalam kondisi mengharu biru ini, Ustad Mugiyono selaku Ketua DPW Papua Barat sempat memberikan kata-kata sejuknya, "Mungkin kepergian mereka adalah cara Allah untuk membesarkan dan mendewasakan kita. Juga menjadikan mereka menjadi lebih produktif dan memberikan manfaat bagi orang lain di tempat yang baru."

"Ya Allah ikhlaskan kami melepas kepergian mereka, dan jangan lemahkan  kami karena kepergian mereka. Jadikanlah kepergian mereka menjadi tantangan kami untuk mengokohkan dakwah Islam di bumi Papua ini."    


    
Previous Post Next Post