KBN Perdana Manokwari Kukuhkan 28 Peserta



Prafi - Tapak tanah belum kering dari hujan. Rerumputan ilalang tinggi bertebaran. Sayup-sayup terdengar gemericik air deras mengalir dari Kali Prafi. Suara serangga dan burung-burung liar bersahut-sahutan seakan menyambut kedatangan kami. Tak lama kemudian seorang instruktur berujar "Ya, kita akan berkemah di sini, semua regu segera membangun tendanya!" Bergegas kami menurunkan semua perlengkapan. Membersihkan rumput-rumput liar untuk lokasi perkemahan dan cepat-cepat membangun tenda regu. 




Demikian suasana saat Kemah Bakti Nusantara (KBN) dimulai di Kampung Bedib Matoa, Distrik Prafi, Manokwari pada tanggal 14-16 April 2017. Sebanyak 28 peserta laki-laki baik itu dari pengurus, anggota dan simpatisan PKS mengikuti rangkaian acara selama tiga hari tersebut. Selain melatih diri untuk bertahan hidup di alam bebas, para peserta diajari dasar-dasar bela diri dan wawasan nusantara, hidup sehat dan bugar, serta diakhiri dengan jalan kaki (long march) sejauh sepuluh kilometer.

Kami sungguh bersyukur karena di kesempatan ini segenap pengurus utama PKS dapat hadir dan berpartisipasi aktif sebagai peserta. Baik itu pengurus wilayah dan kabupaten. Sebut saja Ustad Mugiyono, S.Hut selaku Ketua DPW PKS Papua Barat, Ketua DPD PKS Manokwari, Masrawi Ariyanto, Ketua DPD PKS Kabupaten Pegunungan Arfak, Hajar Awaludin, beserta sekretaris umum dan para ketua bidang.Semua berbaur dengan peserta tanpa memandang jabatan di partai atau jabatan politik.

Dalam arahannya, Mugiyono, S.Hut, menyatakan dirinya hadir di sini sebagai peserta bukan sebagai Ketua DPW atau anggota dewan. Sehingga beliau siap diperlakukan sama dengan yang lainnya. Beliau juga menekankan bahwa kehadiran para peserta merupakan bukti dan komitmen yang luar biasa. Karena tidak semua dapat mengikuti KBN disebabkan alasan pribadi maupun alasan pekerjaan.

Di kesempatan yang sama Ketua Bidang Kepemudaan dan Olahraga (BKO) Papua Barat, Syufriadi, menegaskan bahwa kegiatan ini menggenapi seluruh agenda KBN di Papua Barat setelah Fakfak dan Sorong Raya. “Lanjutan dari kegiatan ini adalah KBN tahap ke dua sehingga membutuhkan komitmen, kekuatan mental dan fisik yang lebih mantap lagi. Kita harapkan dapat dilaksanakan dalam tahun ini,” ujarnya.

Kampung Bedib Matoa terletak kurang lebih 70 kilometer dari pusat kota Manokwari. Lokasinya yang cukup jauh dari keramaian serta kondisinya yang alami dinilai tepat sebagai lokasi pelaksanaan KBN Manokwari. Kampung ini merupakan kampung pemekaran sekaligus sebagai lokasi kampung transmigrasi swadaya-lokal. 

Sehingga tidak heran saat kami melakukan long march sepanjang jalan kami bertemu dengan beberapa warga asli Papua dan Jawa yang hidup rukun bersama. Menurut Ketua DPD hubungan antara PKS dengan warga cukup baik karena Ramadhan tahun lalu kampung ini merupakan lokasi bakti sosial. Tidak heran bila Kepala Kampung dan Kepala Suku di Matoa dengan senang hati mengizinkan PKS melakukan aktivitas perkemahan di daerahnya.

Setelah melakukan long march seluruh peserta dinyatakan lulus dan dikukuhkan. Beberapa peserta tidak dapat menahan harunya karena berhasil melewati tes fisik, mental dan ketahanan tubuh yang berat. Di akhir kegiatan Instruktur KBN berpesan agar para peserta senantiasa menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh untuk menghadapi tantangan dakwah yang semakin berat. (feb)


Previous Post Next Post