Saat pemuda chubby ini ditanya kenapa ia bertarung menjadi caleg, jawabannya sederhana. Ia ingin adanya perubahan. "Saya ini aktivis lingkungan. Kurang lebih tiga tahun berkecimpung di Bank Sampah Kota Sorong. Apa yang saya dan teman-teman perjuangkan selama ini butuh dukungan dari semua pihak khususnya pemerintah. Jadi kalau saya terpilih menjadi anggota dewan, saya akan lebih peduli pada isu-isu lingkungan di Kota Sorong," terangnya.
Salah satu ciri khas Mas Eko adalah selalu mengenakan Tas Noken Papua ke mana pun ia pergi. Noken yang ia pakai itu ternyata rajutan khusus dari Suku Kokoda. Salah satu suku asli Papua yang mendiami daerah kepala burung Pulau Papua. Rupanya selain digunakan untuk menyimpan dokumen, noken itu ia manfaatkan untuk promosi. Siapa tahu ada yang tertarik membeli, Mas Eko siap membantu.
Berbeda dengan noken yang dibuat dari daerah lain, keunikan noken Suku Kokoda adalah adanya rumbai-rumbai di bagian bawah. Sehingga terlihat lebih panjang daripada noken lainnya. Sayangnya potensi kearifan lokal seperti ini belum banyak dilirik masyarakat luas. Karena mama-mama Papua tidak punya keahlian dalam memasarkan produknya. Mereka hanya bisa merajut saja dan dijual di emperan depan rumah.
"Saya terdorong membantu mama-mama Papua ini mengembangkan potensinya dengan harapan suatu saat nanti produk mereka bisa dipasarkan di pasar-pasar besar di Kota Sorong. Apa yang saya lakukan bersama teman-teman selama satu tahun terakhir ini bermodalkan semangat saja. Tapi kami punya mimpi besar untuk mereka," jelasnya.
Saat ditanya bagaimana tanggapan mama-mama Papua saat tahu Mas Eko nyaleg dari partai PKS. Ia menjawab mereka justru bangga saat tahu dirinya nyaleg. Mereka yakin Mas Eko akan mampu membawa perubahan berarti buat mereka kelak saat duduk menjadi anggota dewan.
Humas PKS Papua Barat