Tiga Aleg PKS Tinjau Lokasi Banjir di Km. 10




Sorong -- Minggu (23/8), Syaiful Maliki Arief beserta dua anggota DPRD Kota Sorong, Muhammad Taslim dan La Ode Samsir, mengunjungi warga terdampak banjir di Km. 10 beberapa waktu lalu.


Kunjungan kali ini menindaklanjuti keluhan yang disampaikan warga melalui Yayasan Sorong Peduli Lingkungan terkair banjir yang terus melanda pemukiman mereka. 

Tidak hanya mengunjungi warga terdampak, ketiga Aleg dari PKS ini pun turun menyisir aliran sungai di dari Klaligi hingga ke Aniweho.

Dari hasil pantuan para anggota legislatif, ditemukan beberapa permasalahan diantaranya pendangkalan aliran sungai Klagison, Sungai Klaligi, dan Sungai di Aniweho. Serta volume sungai yang sempit dibandingkan area sekitarnya. 

Seperti Sungai Klagison, selain lebar sungai  yang sempit posisi sungai juga berada di bawah jalan menurun. Sehingga ketika musim hujan, air meluap dengan arus yang cukup kuat.

Sama halnya dengan Sungai besar yang melintasi jalan utama Km 10, hampir tiga perempat bagian telah tertutup sedimentasi, sehingga air tidak dapat dialirkan maksimal.

Syaiful mengatakan banjir yang selalu terjadi meski hujan tidak deras, disebabkan adanya pendangkalan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS).
"Ini (banjir) disebabkan sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungai, sehingga sungai tidak mampu lagi menampung dan mengalirkan air," paparnya.

Kondisi ini pun ditanggapi oleh La Ode Samsir dengan serius.
" Besok dalam rapat bersama walikota, sekda, dan seluruh pihak yang terkait persoalan banjir ini akan saya sampaikan bahwa pengerukan dan penutupan galian C harus dilakukan," ujar Samsir.

Didampingi pegiat lingkungan, Eko Rianto, beserta beberapa ketua RT di wilayah tersebut, para aleg diantar menyusuri aliran sungai dan beberapa titik yang selama ini menjadi "mangkok" atau tempat berkumpulnya air saat banjir.

Pada kesempatan yang sama, didapati satu rumah yang masih tergenang banjir hingga kedalaman lutut orang dewasa.
"Bahkan masih ada satu rumah yang belum surut airnya, karena air sari sebelah rumah merembes. Hingga segini (menunjuk lutut)," terang Syaiful.

Keprihatinan jelas tergambar dari wajah Muhammad Taslim yang bertemu sahabat lamanya. 
"Ini teman lama saya, baik sekali Beliau mau membersihkan pasir-pasir di sepanjang aliran sungai ini. Selain untuk melancarkan aliran air, pasir ini bisa dimanfaatkan untuk penghasilan tambahan, sekarung 20 ribu," ujar Taslim kepada tim media.

Pada kesempatan yang sama, Eko Rianto, selaku penggagas Yayasan Sorong Peduli Lingkungan menyatakan bahwa sedimentasi yang terjadi di sepanjang aliran sungai disebabkan limbah dari galian C yang berada di wilayah tersebut.
"Pendangkalan sungai ini karena adanya limbah dari galian C yang masih beroperasi hingga saat ini. Sudah berkali-kali kami melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak penambang, LLAJ, dan juga Dinas Lingkungan Hidup sampai kami bosan sendiri," ujar eko dengan nada kesal.

Iwan selaku ketua RT setempat pun selama ini telah berusaha agar wilayahnya tidak terkena banjir.
"Kami sudah berusaha, jadi kalau di atas sudah siaran langsung kami di bawah sudah komando warga untuk siap-siap menyimpan," ujarnya.

Hasil dari turun lapangan ini akan dijadikan bahan kajian dan data yang akan disampaikan di forum resmi bersama pemangku kebijakan Kota Sorong pada hari Senin, 24 Agustus 2020 di Gedung Samusiret Kota Sorong. [Ay]



0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post