“Fihi Ma Fihi”

 @ Cahyadi Takariawan

dokumentasi pribadi @ngesti_w


Seseorang berkata, "Ada sesuatu yang kulupa." 


Jalaluddin Rumi segera menukas, bahwa di dunia ini ada satu hal yang tidak boleh kau lupa.


“Jika kau lupa banyak hal, tapi masih ingat satu hal tersebut, maka tidak ada yang perlu kau khawatirkan”, ujar Rumi.


“Jika kau mengerjakan banyak hal dan tak pernah melupakanya, namun kau lupa pada satu hal tersebut, berarti engkau tidak mengerjakan apa pun”, tambahnya.


Inilah esensinya, fihi ma fihi. Hakikat dan esensi hidup kita di muka bumi ini, yang tak boleh dilupakan.


Saat seorang raja mengutusmu datang ke sebuah desa untuk menjalankan satu tugas, engkau pun datang ke desa tersebut. 


Engkau melakukan sangat banyak hal di desa itu. Semua hal engkau kerjakan, kecuali satu ----yaitu tugas dari sang Raja kepadamu. Padahal untuk tugas itulah Raja mengutusmu.


Meski waktumu habis dan engkau sangat sibuk berkegiatan di desa itu, sesungguhnya engkau tidak mengerjakan apa pun. Karena tugas sang Raja engkau lupakan.


Engkau bahkan tidak lupa terhadap semua yang telah engkau lakukan di desa itu, sangat detail ingatanmu. Namun engkau melupakan tugas yang diberikan oleh Raja kepadamu.


Sungguh engkau tidak melakukan apapun. Fihi ma fihi, karena engkau tidak mengingat hal yang sangat penting ini.


Demikianlah, kata Rumi, sejatinya manusia datang ke dunia ini untuk mengerjakan satu tugas tertentu. 


Sesuatu yang menjadi maksud dan tujuannya. Sesuatu yang menjadi misi kehadiran manusia di muka bumi. Jika ia tidak mengerjakan tugas itu, berarti ia tidak mengerjakan apa pun.


Rumi mengibaratkan manusia sebagai kuda, dan bumi sebagai kandangnya. Kebutuhan kuda dengan kebutuhan penunggang kuda tentu berbeda.


Jangan sampai penunggang kuda hanya memperturutkan apa kehendak kuda, sehingga ia terjebak dalam kandang kuda. Ruh harus mampu mengendalikan jasad, sehingga jasad bergerak sesuai apa yang ditugaskan oleh Allah Swt.


Hari-hari, kita lelah. Kita telah terjebak dalam rutinitas. Kita sangat sibuk. Teramat sangat sibuk. 


Sampai tidak mengenal istirahat. Kita didera oleh kesibukan dunia. Kita lalai dan bahkan abai. Kita tidak lagi mengingat apa yang Allah perintahkan kepada kita. Fihi ma fihi. Misi apa yang Allah berikan dalam kehidupan kita?


Kita melaksanakan shalat, puasa, dzikir, secara rutin. Tapi ingatkah kita, untuk apa itu semua? Fihi ma fihi. Kita harus mengingatnya. 


Kita rutin membaca Al Qur’an, memperbagus bacaannya, berusaha keras menghafalnya, tapi ingatkah kita, untuk apa itu semua? Fihi ma fihi. Kita harus mengingatnya.


Setiap hari kita bekerja, profesional, mengejar target, meniti karier, tapi ingatkah kita, untuk apa itu semua? Fihi ma fihi. Kita harus mengingatnya. 


Kita berkegiatan, mencari nafkah untuk anak istri, tapi ingatkah kita, untuk apa itu semua? Fihi ma fihi. Kita harus mengingatnya.


Kita sibuk berkegiatan sosial, berkegiatan budaya, pendidikan, ekonomi, kesehatan, pertanian, dan semua bidang kehidupan, tapi ingatkah kita, untuk apa itu semua? Fihi ma fihi. Kita harus mengingatnya. 


Saat ini kita sibuk melawan wabah corona. Kita usahakan dengan segala macam cara. Tapi ingatkah kita, untuk apa itu semua? Fihi ma fihi. Kita harus mengingatnya.


"Aku bersimpuh di hadapan Tuhan sepanjang malam. Dia yang memberiku makan dan minum" --Jalaluddin Rumi.


 

_______

Dinukil dari buku karya Jalaluddin Rumi, "Fihi Ma Fihi", terbitan Forum Edukasi, tahun 2016.

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post