Rasa Iri Berbuah Maksimalisasi Kolaborasi Anak Negeri

 


 

Gegap gempita pelaksanaan Rakernas PKS beberapa waktu lalu masih menyisakan degup kemeriahan di hati saya. Dan itu cukup membuat saya merasa, “amazing!” luar biasa, terlihat sekali betapa orang-orang hebat berkumpul untuk menyukseskan acara yang menyedot perhatian sekian ratus ribu pemirsa di dunia maya. Jelas saya sebagai orang daerah merasa sangat IRI. Apalah kami di daerah ini.

Lalu, waktu bergulir memberikan tampuk Amanah itu kepada kami. Tiba masa kami harus menyelenggarakan Rakerwil untuk Papua Barat. Ekspektasi pelaksanaan yang meriah seperti di Rakernas beberapa kali terlintas dalam benak. Bergolak! Apa bisa? Jadi sebuah pertanyaan yang mungkin saja berujung kekecewaan.

Namun, sungguh saya bersama seluruh panitia tidak pernah menyana. Betapa ketakutan atas kekurangan sumber daya tidaklah menjadi pengurang kekhidmatan acara pembukaan. Bahkan tidak sedikit dari kami yang merasa lebih terpana.

Apa pasal? Pertama, kehadiran teman-teman paduan suara yang tergabung dalam “Shymphoni Merah Putih M’Nukwar” yang juga menjadi jamaat salah satu gereja di Manokwari mampu membawa kami dalam kekhidmatan tersendiri. Kami memang tidak pernah menyaksikan orchestra pembawa lagu mars PKS yang dipimpin Dwiki Dharmawan. Namun kami benar-benar merasakan ruh “Kebhinekaan” Ketika Mars PKS dinyanyikan oleh grup vokal ini. Betapa kami berbeda, secara fisik, ideologi, budaya, Bahasa, namun kami dapat merasakan gelombang semangat yang sama. Semangat Kolaborasi untuk kebaikan negeri. Saksikan saja di akun media sosial kami, kalau anda tidak merasa haru maka… yaa sudahlah!

Kedua, Garuda Keadilan Papua Barat yang baru berumur beberapa bulan telah mampu membuktikan kiprah dan inovasinya. Mereka berjuang membentuk sanggar tari “Pangkur Sagu” yang diikuti anak-anak anggota PKS dengan usia sekolah dasar. Meski masih terkadang salah Gerakan, tidak selaras irama dengan tarian, namun itu menambah rasa bangga di hati kami. Bahwa anak-anak kami memiliki ghiroh bergerak, bertumbuh, dan kemudian membesar menjadi satu bagian taurits peradaban nanti.

Di akhir, saya merasakan.. gegap gempita Rakernas tempo hari benar-benar menjadikan rasa iri ini menjadi satu lecutan dalam keterbatasan. Lecutan untuk bergerak, berkontribusi sekecil apapun dalam kesempitan. Mencipta riuh dalam bingkai yang berbeda, bingkai kolaborasi bersama pemuda Papua Barat untuk membangun negeri. Salam perdamaian dari kami di Papua Barat untuk seluruh masyarakat Indonesia yang senantiasa menebar senyum indah untuk sesama.

 

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post