Saleh Muslim: Da’i Bus Kota


Menyampaikan ceramah di masjid, gedung perkantoran, mall atau panggung terbuka adalah hal yang biasa. Terlebih lagi jika yang menyampaikannya adalah ustadz penceramah kondang yang sering tampil di televisi, radio, atau media lainnya. Yang tidak biasa adalah apa yang dilakukan Saleh Muslim. Aktivis dakwah dan tarbiyah lulusan Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini, sudah rutin memberikan ceramah di atas bis kota sejak 1999.
Menurut Saleh Muslim, inspirasi kegiatan unik ini muncul karena semenjak kuliah, hampir setiap hari ia pulang pergi naik bus kota. Di dalam bus kota tersebut  ia sering  melihat dan memperhatikan, ada penumpang yang duduk termenung, ada yang tertidur, ada pengamen yang turun naik menyanyikan lagu, ada pedagang asongan yang menjajakan dagangannya, ada juga peminta sumbangan yang tidak sungkan meminta kepada para penumpang. Masing-masing melakukan aktivitasnya dengan ‘tidak peduli’ apakah orang yang berada di bus kota itu senang atau tidak.
“Melihat fenomena itu saya berpikir, mengapa tidak ada orang yang mengingatkan penumpang tentang agama dan kehidupannya supaya semangat dan bahagia?” ucapnya, belum lama ini, “Berdakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim!”
Saleh, yang kini berprofesi sebagai guru di SD Islam Terpadu Lukmanul Hakim Bandung ini pun akhirnya mulai menjalani aktivitas terbarunya, berceramah di bus kota jurusan Elang – Cibiru dan Elang Leuwipanjang. ‘Jam terbang’-nya sebagai murabbi di halaqah tarbiyah dan pengalaman sebagai pendakwah di masjid membuatnya percaya diri menjadi da’i bus kota. “Hingga kini saya senang dengan kegiatan dakwah ini,” tuturnya. “Saya tak memungut biaya,” ujarnya.
Meskipun demikian, ada saja penumpang yang memberi uang. Saleh maklum. Berdakwah di angkutan umum sangat lekat dengan profesi lain yang berorientasi menangguk untuk. Oleh sebab itu, dia cukup menerangkan tak memungut apa pun kepada penumpang.
Baginya, berdakwah merupakan tabungan amal yang diganjar pahala oleh Allah semata. “Menjalani dakwah saja saya sudah merasakan kebahagiaan tiada taranya,” tuturnya.
“Memang ada penumpang yang cuek saat saya berceramah. Namun masih ada juga yang antusias mendengarkan,” ucapnya. Tentang hal itu, ia tak ambil pusing. Ia hanya berikhtiar dan bertujuan agar orang-orang kembali ke jalan Allah, sehingga mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Begitu pun ketika harus berhadapan dengan para pengamen dan pedagang. Dia selalu mempersilahkan mereka untuk ‘tampil’ terlebih dahulu. “Saya biasa memilih waktu sore hari karena saat itu para penumpang dalam kondisi lelah. Dengan mendengarkan ceramah, mungkin jiwa mereka segar kembali,” ucapnya.
Saleh Muslim telah menuangkan ceramah-ceramahnya dalam sebuah buku yang berjudul “30 Ceramah Singkat Da’i Bus Kota”. Ia mengaku ceramah-ceramahnya itu ia dapatkan dari hasil membaca buku, mendengar ceramah-ceramah dari para ustadz dan ulama, serta dari hasil perenungannya sehari-hari.
Karena kegigihan Saleh, pihak Perum Damri pun memberikan kesempatan dan bantuan kepadanya untuk menunaikan ibadah umrah akhir tahun lalu.
Semoga semangat dakwah Kang Saleh dapat menular kepada seluruh aktivis dakwah dan tarbiyah yang lainnya di seluruh nusantara. Amin….

Sumber: Wawancara Al-Intima dan liputan reporter HU Pikiran Rakyat, Bambang Arifianto (17 Desember 2012), http://www.al-intima.com/saleh-muslim-dai-bus-kota/
Previous Post Next Post