Manokwari - "Apakah
ada bapak-bapak di sini yang pernah dimarahi istrinya?" teriaknya, sontak
para hadirin pun tertawa dan beberapa tak kuasa menahan senyumnya. Itulah salah
satu momen pada Seminar Keluarga "Kokohkan Cinta Raih Keluarga
Samara" yang diselenggarakan oleh Bidang Perempuan DPD PKS Manokwari. Yang
menanyakan tidak lain adalah Ustad Cahyadi Takariawan yang diundang secara
khusus bersama Ustadzah Ida Nur Laila untuk mengisi kegiatan ini.
Kedatangan Ustad Cahyadi bersama istri di Bandara Rendani yang disambut pengurus DPW PKS Papua Barat dan DPD PKS Manokwari |
Pada tanggal 16 November 2014, sebanyak
kurang lebih 150 peserta dari berbagai penjuru Manokwari memenuhi ruangan Hotel
Fujita. Sebagian besar merupakan bapak-bapak dan ibu-ibu dari kelompok pengajian,
sebagian kecil adalah pasangan yang baru menikah serta bujangan dan mahasiswa
yang sering membaca buku-buku Ustad Cahyadi dan istri. Yang menarik adalah
adanya satu peserta mualaf yang bernama Christina Simanjuntak yang datang jauh
dari lokasi trans SP 11. Untuk datang ke seminar ia menempuh perjalanan selama
lima jam dan harus bermalam di Manokwari karena tidak ada angkutan umum malam
hari. Oleh Ketua DPD peserta ini mendapatkan penghargaan khusus.
Ustad Cahyadi dan Ustadzah Ida Nur Laila saat memperkenalkan diri ke peserta seminar
Sebenarnya
tema seminar tentang keluarga tidak begitu populer di Papua. Selain itu
banyak dari masyarakat di Manokwari yang menganggap kegiatan seminar hanya
buang-buang waktu. Namun sebaliknya, suasana seminar pada hari itu begitu
meriah dan menyenangkan. Pembawaan Ustad Cahyadi yang luwes dan humoris membuat
peserta nyaman dan konsentrasi mengikuti seluruh rangkaian materi. Ustadzah Ida
juga menyampaikan materinya dengan bahasa yang mudah dimengerti yang dirangkai
dengan pemutaran video yang menyentuh hati.
Acara dibuka tepat pukul 09.00
WIT yang diawali dengan laporan Ketua Panitia, Ustadzah Siti Muthmainah,
dan sambutan Ketua DPD PKS Manokwari, Ustad Sumaryan. Para peserta sempat
dihibur oleh penampilan tari-tarian anak kader dan tim nasyid "Gita
Madani" dari kelompok mahasiswa Islam Universitas Papua. Salah satu lagu
nasyid yang dibawakan oleh Gita Madani yaitu "Dialog Dua Hati"
ternyata membawa kenangan tersendiri bagi Ustad Cahyadi. Nasyid ini sempat
didendangkan dua kali karena permintaan khusus beliau.
Suasana seminar yang diikuti peserta dengan antusias
Oleh karena keterbatasan waktu hanya tiga
materi saja yang dapat disampaikan. Padahal terang Ustad Cahyadi, mereka telah
menyiapkan lima materi untuk dipresentasikan. Materi yang pertama adalah
bagaimana "Menguatkan Visi"Keluarga", kedua tentang melengkapi
"Peta Kasih" dan terakhir "Kompak Mendidik Anak".
Pada materi pertama beliau menegaskan
sangatlah penting bagi pasangan yang telah menikah untuk menguatkan visi
keluarga mereka, yaitu bagaimana menggapai surga Allah bersama-sama. Lalu salah
satu kuncinya adalah dengan tidak memperbesar suatu masalah. "Sebenarnya
setiap pasangan suami-istri memiliki masalah yang sepele atau kecil saja. Tapi
karena masalah ini tidak diselesaikan akhirnya menjadi besar dan besar yang
justru membuat suasana rumah tangga menjadi tidak nyaman," ujarnya. Lebih lanjut
ia menambahkan bahwa adalah penting untuk merumuskan "Sikap Hidup"
kita, bukan menuntut "Fasilitas Hidup". Karena dengan sikap hidup
kita akan senantiasa bersyukur dan berusaha untuk berbuat suatu kebaikan.
Salah satu aspek lain adalah tentang
menyusun Peta Kasih bersama-sama dengan cara mengingat momen-momen penting
pasangan, makanan kesukaan dan teman-teman karibnya. Lalu perlunya untuk saling
mengungkapkan keinginan apa yang belum terwujud dan hal-hal sensitif yang dapat
mengganggu hubungan suami - istri. "Peta ini perlu disusun untuk
senantiasa menyuburkan cinta suami-istri", jelas Ustadzah Ida.
Suasana diskusi antara Ustad Cahyadi dengan peserta
Setelah rehat makan siang dan sholat
dzuhur acara kemudian dilanjutkan dengan membahas pentingnya komunikasi yang
efektif bagi keluarga. Terutama agar peserta memahami bahwa struktur otak
laki-laki dan perempuan itu berbeda. Struktur otak laki-laki itu bersifat
linier yang cenderung fokus dan logis, sementara otak perempuan sifatnya
majemuk sehingga mengapa kaum perempuan itu bisa melakukan tugas secara
multifungsi dan cenderung perasa.
Foto bersama dengan Bidang Perempuan DPD PKS Manokwari
Acara
ditutup pukul 17.30 yang disusul dengan sesi foto bersama. Menurut ketua
panitia, tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mencerahkan
keluarga muslim yang ada di Manokwari tentang pentingnya mewujudkan keluarga
Islami. "Pengaruh media akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Kami
perhatikan tayangan televisi seakan-akan menjadi panutan tentang bagaimana
keluarga itu semestinya," ujarnya. Kedepannya Bidang Perempuan akan
melaksanakan kegiatan ini secara rutin. (FS)